Kamis, 14 April 2016

Pemilik Kincir Angin

Tags

      



Di negara Belanda, tinggallah seorang pemilik kincir angin yang kaya raya. Pier namanya. Kincir anginnya menggerakkan penggilingan gandum dan ia mempunyai banyak pekerja. Namun pada suatu saat, Pier jatuh bangkrut. Seluruh harta bendanya ludes dan ia sekarang miskin.

            Setiap hari pekerjaan Pier hanyalah merenungi nasibnya yang buruk ini. Tiba-tiba ia didatangi oleh seorang lelaki berpakaian necis. Tampaknya dia lelaki kaya. Lelaki itu berkata, "Pier, apakah kau ingin menjadi kaya lagi seperti dulu?"

            "Anda ini siapa?" tanya Pier.  "Tak usah ditanya begitu, tentu saja aku ingin kaya kembali seperti dulu. Cuma, aku tidak tahu bagaimana caranya."

            "Itu gampang," jawab tamu tak diundang itu. "Aku akan memberimu rejeki dan kekayaan selama tiga puluh tahun. Tapi setelah itu, aku akan menagih bayarannya."

            "Apa bayarannya?" Pier mulai terpikat.

            "Jiwamu. Aku ini iblis."

            Pier tersentak. Wajahnya menjadi pucat. Tapi kemudian ia mulai berpikir, hidup kaya selama tiga puluh tahun sangatlah menyenangkan. Perkara kehilangan jiwa, itu urusan nanti. Yang penting sekarang tidak hidup miskin lagi.
            Pier setuju dan perjanjian itu terjadi.
            Keesokan harinya kehidupan Pier berubah seratus delapan puluh derajat. Kincir anginnya telah menggerakkan penggilingan gandum lagi dan pekerjanya banyak. Rumahnya tampak megah dan uang emasnya berlimpah. Pier kembali terkenal di kotanya.
            Waktu terus berlalu. Dan pada suatu hari, iblis itu sudah berdiri di hadapan Pier.
            "Pier, aku sudah membuatmu kaya selama tiga puluh tahun. Sekarang giliranku menagih janji. Ayo, masuklah ke dalam karung goni ini dan ikut aku ke neraka."
            Pier menghiba, memohon kesempatan untuk hidup lebih lama lagi. Tapi iblis itu tidak mau peduli dengan rengekan Pier. Janji tetap janji, tidak boleh diingkari. Pier dipaksa masuk ke dalam karung goni. Iblis itu bergegas menuju neraka dengan membawa karung goni di pundaknya.
            Dalam perjalanan menuju neraka, iblis tertarik dengan suasana riuh di dalam sebuah penginapan. Rupanya di sana ada pesta anak muda. Nah, ini kesempatan emas untuk menjerat banyak korban baru, pikir iblis. Maka iblis itu meletakkan karung goninya di depan pintu dan memasuki penginapan itu. Di dalam karung Pier berharap, semoga ada orang yang mau menolongnya.
            Tak berapa lama menunggu, lewatlah gembala domba dan ternak-ternaknya. Pier berseru, "Gembala, gembala! Tolong bebaskan saya dari dalam karung ini!"
            Gembala itu tersentak. "Hei, apa ini? Mengapa anda bisa berada di dalam karung ini?"
            "Aku ditangkap oleh iblis jahat. Sekarang dia ada di dalam penginapan. Cepatlah bebaskan aku sebelum dia kembali. Cepat!"
            Gembala segera membuka tali karung dan Pier pun bebas. Gembala itu memanggil anjing penjaga ternaknya yang paling besar dan galak. Anjing itu dimasukkannya ke dalam karung menggantikan Pier. Mereka lalu buru-buru menyingkir.
            Ketika keluar dari penginapan, iblis tidak curiga sedikit pun melihat karungnya yang kini lebih besar. Ia segera kembali ke neraka. Wajahnya berseri-seri memikirkan hasil perolehannya menjerat manusia.
            Sesampai di neraka, iblis-iblis lain segera mengerumuninya. "Bagaimana? Berhasil? Mana pemilik kincir angin yang bodoh itu?"
            "Nih, lihat saja sendiri!" kata iblis itu sambil melemparkan karungnya. Iblis-iblis yang lain berebut membuka bungkusan karung goni itu. Dan anjing galak itu pun mengamuk. Ia menerjang ke sana kemari, menggigit siapa saja yang mendekatinya. Iblis yang berani mendekat ia gigit tangannya, hidungnya, kakinya, bahkan telinganya. Karuan saja neraka jadi kacau balau. Cukup lama barulah para iblis bisa mengusir anjing itu dari neraka.
            "Mulai sekarang, jangan pernah membiarkan pemilik kincir angin masuk sini. Kacau rumah kita!" pemimpin iblis menggerutu.
            Nah, begitulah kisahnya. Sejak itu para pemilik kincir angin tidak ada yang takut pada iblis dan neraka. Tetapi sebaiknya manusia bekerja sama dengan manusia yang lain saja. Jangan pernah mau bekerja sama dengan iblis. Sebab, bekerja sama dengan iblis hanya akan mendatangkan malapetaka saja. ***


 *  Cerita ini pernah dimuat di Majalah Mentari nomor 172 tahun 2003.

1 komentar so far

The Raging Bull Archives - DrMCD
The Raging Bull Archives. June 7, 2021 성남 출장마사지 - 포천 출장샵 6:39 pm If you'd like to share 제이티엠허브출장안마 your favorite video games 포항 출장샵 with the community, 사천 출장샵 then


EmoticonEmoticon